“Ngawur judul ini.” Itulah respon temanku ketika aku perlihatkan judul tulisan ini. Ya barujudul, belum isi tulisannya. “Memang isinya apaan?” Ya baru mau ditulis, makanya jangan terjebakdengan judul.
“Ya kalau gitu, judul tulisan ini diganti dong. Plagiat gimana gitu” temanku masih ngeyel.Bagaimana apanya? Apa karena plagiat berkonotasi negatif? “Yup” jawab temanku mantap. “Tahu tidak seh apa arti plagiat? Ini menurut KBBI” waduh, temanku satu ini, mau menjabarkan definisi plagiat.
Pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut milik sendiri. Misal menerbitkan karya tulis oranglain atas nama dirinya sendiri.
Tentunya bukan plagiat seperti itu yang ingin saya tuliskan. Ini adalah plagiat kreatif, bisa diblang begitu.
Menjiplak Kreatif
Langsung saja, tahu rumus 5 W + 1 H? Ya rumus ini terkenal di kalangan Jurnalis.Biasanya rumus itu diperkenalkan di awal-awal pelatihan Jurnalistik. 5 W + 1 H meruju pada What,Who, Where, When, Why dan How. Ini rumus digunakan untuk menulis berita. Terus, apakah bagiyang kesulitan menulis, langsung bisa dengan menggunakan rumus ini? Ini kan untuk berita,bagaimana dengan jenis tulis yang lain?
Tunggu dulu, jangan under estimate gitu. Ternyata 5 W + 1 H adalah rumus yang sangat adaptif.Selain bisa untuk menulis berita, ia dapat juga digunakan buat menjiplak tulisan menjadi tulisan terbaru. Lagi-lagi plagiat ya? Tapi kalau yang ini plagiat blueprint tulisan. Ya blueprint atau cetakbiru. Atau sebutlah rangka dasar.
Setiap tulisan yang tercipta pasti punya rangka dasar, apapun itu jenis tulisannya. Ya dari tulisannon fiksi maupun fiksi bisa dijiplak rangka dasarnya dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H.Dengan syarat jangan plagiat ide ataau tema (inipun jangan dipandang kaku. Kreatiflah) ataujangan plagiat seutuhnya. Hanya plagiat rangka dasar.
Berikut contohnya:
Inilah salah satu keunikan Indonesia! Mungkin hanya Indonesia yang bisa goyang gara-gara cabai merah. Bagaimana tidak. Kalau tidak penting, mengapa bahan pangan,termasuk cabai yang populer akhir-akhir ini gara-gara harganya mencapai Rp 100.000 per kilogram di daerah tertentu, harus dibicarakan di sidang kabinet…..(lead tulisan berjudul“False Economy” Kompas, Sabtu 8 Januari 2011).
Rangka dasarnya menggunakan rumus pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, dimana dan bagaimana adalah:
Apa yang unik dari Indonesia yang bisa membuat perekonomian goyang? Bagaimanasesuatu itu dapat menjadi unik? Mengapa sesuatu yang unik itu menjadi penting?
Kemudian menjadi tulisan terbaru. Perhatikan, ide dari tulisan yang dijiplak adalah bertemaekonomi dan membahas Cabai. Artinya apa? Tinggalkan ide dari tulisan lama tersebut. Caranya jawab pertanyaan-pertanyaan rangka dasar di atas dengan ide tema dan bahasan baru (untuk memancing ide tulisan kreatif, saran, hapus tulisan lama. Jadi tinggal pertanyaan-pertanyaan rangka dasar). Lalu, jawablah dengan kalimat-kalimat baru juga. Berikut contoh tulisan terbaru:
Pancasila menjadi unik secara berkala di Indonesia untuk dibahas. Walaupun menjadi dasar negara tercinta ini, nilai-nilai Pancasila “seakan” tak menjadi etika bagi setiap warganegara. Oleh karena itu pantas nanti tanggal 20 Mei 2011, presiden akan mendeklarasikan pendidikan karakter…..bla bla bla.
Perhatikan tulisan terbaru tersebut. Jadi suatu lead tulisan berita baru, selanjutnya terserah anda memperlakukannya. Ingin meneruskannya dengan ide tulisan-tulisan terbaru (biasanya ini yang terjadi bagi orang yang “berprinsip”: alinea pertama adalah pemicu munculnya segala ide kalimat berikutnya dalam satu tulisan utuh). Atau, meneruskannya dengan menjiplak lagi rangka dasar di tulisan lama untuk kalimat-kalimat berikutnya.
Bagaimana dengan jenis tulisan lain? Bisa dilakukan, asal jangan kaku memandang caranya atau contoh. Berikut contoh untuk tulisan fiksi:
Tidak ada alasan untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. Inilah masa terbaikuntuk bersepeda di sekitar Leidseplein dan Dam Square sambil menikmati sinar matahari yang merupakan surga tahunan bagi warga kota. Ia masih ingin duduk di pinggir pantaiBlomendahl berbekal kanvas dan alat lukis, atau menikmati koffie verkeerd 1 di salah satukafe di 9 Straatjes dari pagi hingga sore bersama buku sketsanya (penggalan alineadalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi ‘Dee’ Lestari). .
Rangka dasarnya menggunakan rumus pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, dimana dan bagaimana adalah:
Musim apa yang terjadi di kota itu? Apa yang paling enak dilakukan pada musim tersebut di kota itu? Berada dimana tokoh utama? Membawa apa? Menikmati apa?
Kemudian menjadi tulisan terbaru. Perhatikan kalau dalam fiksi, istilah “rangka dasar”berubah menjadi “plot”. Jadi yang hanya diplagiat hanya plot saja, segala elemen fiksi lainnya harus baru.
Jakarta di musim sebentar panas sebentar hujan ini, membuatku ingin pergi dari kota ini.Aku heran dengan orang-orang yang menikmati terik dan lebat kota polusi ini. Seperti saatini dari tempat halte kuberdiri di jalan Sudirman. Mereka seakan rela menjadi patung “The Thinker” di dalam mobilnya masing-masing. Apa yang ada di pikiran mereka, mimpi atauimpian, penat atau harapan. Mendadak aku ingin menjadi kanker di otak mereka agar akumengerti dejavu apa yang mereka harapkan dari kota bising ini bla bla bla.
Atau Plagiat Rangka Dasar Secara Keseluruhan
Langsung saja, berikut hasil plagiat rangka dasar yang saya pelajari dari opini Kompascetak
Judul
(Jumlah Karakter tulisan harus 750-800)
1. PEMBUKAAN (375-400 karakter/75-100 karakter)
a. Apa Yang Terjadi?
b. Bagaimana Kejadian Itu Terjadi (Tunjukkan atau Deskripsikan)?
c. Rumusan Masalah (deskripsikan dengan pertanyaan)
d. Bagaimana Anda Mengambarkan Kejadian Itu Dengan Analisis (Deskripsi Masalah)?
2. ISI
a. ANALISIS AKIBAT (125-150 karakter/150-200 karakter)
i. Mengapa Kejadian Itu Terjadi (Tunjukkan Dengan Teori)?
b. ANALISIS PENYEBAB (150-200 karakter/375-400 karakter)
i. Apa Sebab kejadian itu terjadi (Tunjukkan Dengan Teori)?
3. PENUTUP (ANALISIS SOLUSI) (50-100 karakter/100-150 karakter)
i. Bagaimana Solusi Mengatasi Kejadian Itu (Tunjukkan Dengan Teori atau tidak)?
Ini adalah contoh plagiat kerangka dasar secara keseluruhan ketika, misalnya, anda inginmenulis artikel opini lalu berniat mengirimkannya ke Kompas. Untuk cerpen dan novel pun bisadilakukan dengan cara ini.
Note: Tulisan ini adalah repost dari tulisan saya sendiri di Kompasiana
Wah baru tahu kalau 5w1h itu buat fiksi juga.
Nah 5w1h itu kan semacam tool kepenulisan. Jadi apapun jenis tulisannya, baik fiksi maupun nonfiksi, bisa memakai tool itu, ini menurut saya 🙂
Iya, waktu kuliah dulu juga dapat pelajaran 5 W 1 H, menjadi basic kepenulisan ya
yup sepakat, 5W 1 H itu dasar kepenulisan yang juga bisa dijadikan panduan…