Sama-sama biji. Dua jenis biji itu pun jika sudah jadi minuman bagi orang kebanyakan, rasanya sama. Pahit. Padahal kenyataannya air dari dua biji itu beda rasa. Suhu panaslah yang membuat lidah non-expert, merasakan rasa yang sama di masing-masing minuman.
Memang perlu latihan untuk membedakan cita rasa antara kopi berbiji Arabica dengan kopi berbiji Robusta. Nama latihan itu Coffee Tasting atau Coffee Cupping. Dalam latihan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu mencium aroma kopi, menyeruput / menyesap kopi lalu menyebarkan air kopi ke seluruh area permukaan lidah.
(Saya pernah menuliskannya di sini atau kalau memang ingin mengenal apa itu Coffee Tasting silahkan lihat di sini).
Untuk mencoba langsung perbedaan rasa Arabica dan Robusta pada kopi, hari Senin kemarin (23/11/2015) saya dan beberapa teman Blogger diundang Mbak Rhesya Agustine dalam acara Coffee Talk. Mbak Rhesya sendiri adalah Digital Marketing Manager Starbucks Indonesia. Ada dua macam kopi yang saya coba. Pertama kopi Mondul dari Tanzania sebagai kopi varietas arabica. Kedua kopi Da Lat dari Vietnam sebagai kopi varietas robusta.

“Welcoming Coffee dicoba dari Tanzania dulu karena acid-nya bagus,” kata Mirza Luqman Effendy, pembicara kelas kopi kali ini dan Barista Senior Starbucks. Sebagai orang yang termasuk awam dalam ilmu tasting kopi, pikiran saya langsung bertanya “apa itu Acid atau Acidity?”
Unsur acidity ternyata sangat penting dalam minuman kopi karena ia sebagai “nyawa semangat atau passion” dari suatu minuman kopi berkualitas (berkualitas di sini diartikan tergantung taste seseorang dalam menyukai satu rasa kopi). Acidity adalah kadar keasaman kopi yang bisa dirasakan lidah bagian atas.
Tadi kata Mas Mirza, kopi Mondul ber-acid bagus. Artinya kopi ini berukuran Light Acidity atau kadar keasamannya berasa sedang. Itu teorinya, prakteknya pas saya coba langsung kopi Tanzania. “Wuaah panas, pahit pula,” untung ada butter cake langsung saya kunyah buat menetralisir pahitnya itu.
Kue sudah habis di mulut, sensasi rasa pahit masih terasa rupanya. Tuh kan saya awam banget dalam dunia tasting coffee, dalam teorinya sensasi kopi Mondul bukan pahit tapi berkesan gabungan rasa lemon. “Rasanya bisa dibayangkan nggak Bro?”
Luar biasa memang ilmu tasting coffee karena pertama harus melewati atau mengabaikan rasa panas kopi (“ini lidah harus kebas panas dulu kali ya?”). Tujuannya untuk tahu acidity satu minuman kopi. Masih dalam sruputan kopi di dalam mulut, peminum juga harus melewati atau mengabaikan rasa pahit untuk mencerap kesan sensasi rasa pelengkap di minuman kopi itu.
Padahal pahit di kopi Mondul Tanzania masih belum seberapa pekat dibanding spesies kopi Robusta. Masih di acara yang sama saya mencoba kopi Da Lat, Robusta dari Vietnam, pahitnya hampir mirip ban dibakar. Menyengat. Butuh berkali-kali saya makan butter cake buat menetralisir pahit di lidah.
“Memang banyak orang meragukan robusta. Jangan salah, di Indonesia sendiri ada yang namanya Fine Robusta. Jenis kopi ini diburu oleh orang-orang dari luar negeri. Walau karakter robusta datar dan pahit, kekuatan kopi jenis ini sangat cocok dicampur susu, jahe, arang atau pelengkap apapun.” Begitu kata Mas Mirza di saat menutup Starbucks Coffe Talk edisi November 2015.
Lebih jauh Mas Mirza berpesan, memilih Arabica atau Robusta itu tergantung selera bukan karena kualitas Arabica lebih baik atau sebaliknya. Dua jenis kopi itu bagus tergantung selera dan sajiannya untuk apa.
Di acara yang berlangsung di Starbucks Reserve Grand Indonesia ini juga diperkenalkan biji kopi Arabica dan Robusta. Dari biji yang siyap di-brewing, dua jenis kopi itu sudah beda. Kata Kang Arul (Blogger sekaligus dosen), “gampang bedainnya. Ingat ajah Arab itu lonjong, biji kopi Arabica juga gitu. Robusta berarti bulat.” wkwkwk….

** Alamat Starbucks Reserve™ Grand Indonesia di Lantai Ground, West Mall
Saya akan ingat, arab itu lonjong, Indonesia itu bulat, berarti arabica dan robusta. Terima kasih infonya
Nah sepakat Bu, itu hanya untuk memudahkan menghapal doang…Terimakasih Bu Een sudah mampir..
Seru ya, hehe
Satujuh seru habis, ilmu Perkopian , makin didalami makin banyak yang harus dipelajari…
membaca cara membedakan kopi saya tertawa…. gokil abis. makaih infonya…
Nah itu dias, pas lagi ibaratnya itu wkwkwkw
kopi dicampur arang? buat apa kak?
Wuih berarti belum pernah wisata malam hari nih mase di seputaran Stasiun Tugu Jogjakarta ya? Ada itu Kopi Joss namanya, buruan anak malam atau traveler karena khas Jogja banget